Sunday, February 14, 2016

Isi Kandungan Surat Al Ikhlas

Di tulis oleh : Mas_Ekoloverest  pada 15/02/2016

1. Katakanlah: “Dia-lah Allah, yang Maha Esa.
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
4. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.”
——————-
Surat ini terdiri atas 4 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah sesudah surat An Naas. Dinamakan Al Ikhlas karena surat ini sepenuhnya menegaskan kemurnian keesaan Allah s.w.t.
——————-
Pokok-pokok isinya:
——————-
Penegasan tentang kemurnian keesaan Allah s.w.t. dan menolak segala macam kemusyrikan dan menerangkan bahwa tidak ada sesuatu yang menyamai-Nya.
——————-
Surat Al Ikhlash ini menegaskan kemurnian keesaan Allah s.w.t.
Keutamaan:
Terdapat banyak hadist yang menyebut keutamaan surat ini, bahwa membacanya sama seperti pahala membaca sepertiga isi al-Qur’an karena setiap apa yang dikandung dalamnya merupakan penjelasan isi surat al-Ikhlas. Sebab lain karena mengandung tiga dasar-dasar umum syariat; yakni tauhid, ketetapan larangan-larangan (hudud) dan hukum-hukum, serta penjelasan hal amal perbuatan yang menjamin kemurnian tauhid. Hadist riwayat Bukhori, Abu Daud dan Nasa’i berasal dari Abu Said al-Khudhri mengatakan, bahwa ada seseorang mendengar orang lain membaca Qul huwa Allahu ahad berulang kali, lalu ketika datang waktu pagi orang itu datang menceritakannya kepada Nabi SAW. seakan meremehkan bacaan itu, maka bersabda Nabi SAW.: ”Demi Allah, yang jiwaku berada dalam kuasaNya. Sesungguhnya bacaan surat al-Ikhlas itu sama dengan sepertiga isi Al-Qur’an”.
Hadist lain diriwayatkan Imam Bukhori dari Abu Said RA berkata, bahwa Rasul SAW bertanya kepada para Sahabat: ”Tidak mampukah kalian membaca isi Al-Qur’an dalam semalam?” lalu sahabat merasa keberatan dengan mengatakan siapa yang mampu melakukannya ya Rasulullah, maka Nabi menunjukkan bahwa Allahu Al-wahid Ash-shomad merupakan sepertiga al-Qur’an.
Imam Muslim dan Tirmidzi meriwayatkan dari Abu Hurairah RA berkata, bahwa Rasul SAW bersabda: ”Berkumpullah, karena aku akan membacakan kepada kalian sepertiga Al-Qur’an” maka berkumpul sebagian sahabat yang mau, kemudian beliau hadir dan membacakan Qul huwa Allahu ahad lalu masuk lagi yang menyebabkan para sahabat saling bertanya sendiri. Maka Rasulullah SAW berkata: ”Apa yang aku bacakan kepada kalian itu merupakan sepertiga al-Qur’an, dan aku memahami kebenaran berita ini berasal dari wahyu”. Lalu Nabi SAW keluar dan mengatakannya lagi: ”Aku akan membaca untuk kalian sepertiga al-Qur’an, ketahuilah bahwa surat al-Ikhlas mengimbangi kandungan sepertiganya”.
Imam Ahmad, Tirmidzi dan Nasa’i meriwayatkan hadist dari Abu Ayyub al-Anshori bahwa Nabi SAW. bersabda: ”Tidak mampukah kalian membaca isi Al-Qur’an dalam semalam? maka siapa yang membaca Qul huwa Allahu ahad, Allah ash-shomad di suatu malam, maka dia di malam itu telah membaca sepertiga al-Qur’an”.
HUBUNGAN SURAT AL IKHLASH DENGAN SURAT AL FALAQ
Surat Al Ikhlash menegaskan kemurnian Allah s.w.t. sedang surat Al Falaq memerintahkan agar semata-mata kepada-Nya-lah orang memohon perlindungan dari segala macam kejahatan.
——————-
TAFSIR:
——————-
Katakanlah: Dialah Allah, Yang Maha Esa.(QS. 112:1)
——————-
Dahhak meriwayatkan bahwa orang-orang musyrik mengutus kepada Nabi Muhammad SAW Amir bin Tufail, menyampaikan amanah mereka kepada Nabi, ia berkata: “Engkau telah memecah belahkan keutuhan kami, memaki-maki “tuhan” kami, berubah agama nenek moyangmu. Jika engkau miskin dan mau kaya kami berikan engkau harta. Jika engkau gila kami obati. Jika engkau ingin wanita cantik akan kami kawinkan engkau dengannya”. Nabi menjawab:
“Aku tidak miskin, tidak gila, tidak ingin kepada wanita. Aku adalah Rasul Allah, mengajak kamu meninggalkan penyembahan berhala dan mulai menyembah Allah Yang Maha Esa”, kemudian mereka mengutus utusannya yang kedua kalinya dan bertanya kepada Rasulullah. Terangkanlah kepada kami macam Tuhan yang engkau sembeh itu. Apakah Dia dari emas atau perak?”, lalu Allah menurunkan surah ini.
(HR. Dahhak)
Surah ini meliputi dasar yang paling penting dari risalah Nabi SAW. iaitu mentauhidkan Allah dan menyucikan-Nya serta meletakkan pedoman umum dalam beramal sambil menerangkan amal perbuatan yang baik dan yang jahat, menyatakan keadaan manusia sesudah mati mulai dari sejak berbangkit sampai dengan menerima balasannya berupa pahala atau dosa.
Telah diriwayatkan dalam hadis, “Bahwa surah ini sebanding dengan sepertiga Alquran,” karena barang siapa menyelami artinya dengan bertafakur yang mendalam, niscaya jelaslah kepadanya bahwa semua penjelasan dan keterangan yang terdapat dalam Islam tentang tauhid dan kesucian Allah dari segala macam kekurangan merupakan perincian dari isi surah ini.
Pada ayat ini Allah menyuruh Nabi-Nya menjawab pertanyaan orang-orang yang menanyakan tentang sifat Tuhannya, bahwa Dia adalah Allah Yang Maha Esa, tidak tersusun dan tidak berbilang, karena berbilang dalam susunan zat berarti bahwa bagian kumpulan itu memerlukan bagian yang lain, sedang Allah sama sekali tidak memerlukan sesuatu apapun. Tegasnya keesaan Allah itu meliputi tiga hal: Dia Maha Esa pada zat-Nya, Maha Esa pada sifat-Nya dan Maha Esa pada afal-Nya.
Maha Esa pada zat-Nya berarti zat-Nya tidak tersusun dari beberapa zat atau bagian. Maha Esa pada sifat-Nya berarti tidak ada satu sifat makhlukpun yang menyamai-Nya dan Maha Esa pada af’al-Nya berarti hanya Dialah yang membuat semua perbuatan sesuai dengan firman-Nya.
Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia.
(Q.S. Yasin: 82).
——————-
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.(QS. 112:2)
Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,(QS. 112:3)
Dalam ayat ini Allah menegaskan bahwa Maha Suci Dia dari mempunyai anak. Ayat ini juga menentang dakwaan orang-orang musyrik Arab yang mengatakan bahwa malaikat-malaikat adalah anak-anak perempuan Allah dan dakwaan orang Nasrani bahwa Isa anak laki-laki Allah.
Dalam ayat lain yang sama artinya Allah berfirman:
Tanyakanlah (ya Muhammad) kepada mereka (orang-orang kafir Mekah) “Apakah untuk Tuhanmu anak-anak perempuan dan untuk mereka anak-anak laki-laki, atau apakah Kami menciptakan malaikat-malaikat berupa perempuan dan mereka menyaksikan (nya)? Ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka dengan kebohongannya benar-benar mengatakan: “Allah beranak”. Dan sesungguhnya mereka benar-benar orang yang berdusta.
(Q.S. As Saffat: 149-152).
Dan Dia tidak beranak, tidak pula diperanakkan.
Dengan demikian Dia tidak sama dengan makhluk lainnya, Dia berada tidak didahului oleh tidak ada. Maha suci Allah dari apa yang tersebut.
Ibnu ‘Abbas berkata: “Dia tidak beranak sebagaimana Maryam melahirkan Isa A.S. dan tidak pula diperanakkan. Ini adalah bantahan terhadap orang-orang Nasrani yang mengatakan Isa Al Masih adalah anak Allah dan bantahan terhadap orang-orang Yahudi yang mengatakan Uzair adalah anak Allah.


by: Mas_Ekolover
code: 02/001/2016

TAP KASUS 10

MATA KULIAH TUGAS AKHIR PROGRAM PGSD-UT SEMETER III BI                             ...